Bercinta dengan 3 Gadis Montok Didalam Warnet



Selamat Datang Di Blog
AZG27 DREAMS



Saat itu saya masih belum begitu kenal dengan yang namanya internet, dan saya masih dalam taraf pemula dan baru sampai dalam soal hardware. Sejak berkenalan dengan seorang teman di ITK saya mulai mengenal apa itu internet.


Dan saya suka sekali pergi ke warnet dan hampir setiap hari saya berada di sana. Semakin lama saya suka sekali ber chatting ria sampai suka lupa waktu dan sering pulang malam hari.

Azg27Dreams] 

Pada hari sabtu, saya seperti biasa suka nongkrong di warnet mulai jam 18:00, dan saya langsung mengecek e-mail. Setelah selesai saya suka browsing sambil chat. Pada saat itu hujan deras mengguyur seisi kota disertai angin kencang.


Pada saat saya membeli minuman di dalam warnet, saya melihat ada dua orang gadis yang sedang memasuki warnet. Mereka terlihat basah kuyup karena kehujanan, dan ketika itu mereka mengenakan kaos warna putih dan dan yang satunya warna biru dan mereka berdua sama-sama mengenakan celana pendek.


Dari balik kaos putih basah itu saya bisa melihat sebuah BH warna merah muda, juga sepasang payudara montok agak besar. Saya kembali ke meja dan melihat mereka berdua menempati meja di depan saya.


Sambil menunggu jawaban dari chat, saya mencuri pandang pada dua gadis itu.


Semakin lama saya lihat saya kedua gadis itu, saya jadi tidak bisa konsentrasi. Mungkin karena cara duduk mereka yang hanya mengenakan celana pendek itu, sehingga terlihat paha putih mulus dan juga sepasang buah dada dalam BH yang tercetak jelas akibat baju yang basah.


Baca Juga : Kenikmatan Ini Ku dapat Dari Gejolak Nafsuku Yang Menggebu


Pada jam 20:00, listrik di warnet itu padam. Penjaga warnet terlihat sibuk memberitahu bahwa listrik akan segera menyala dan meminta agar netter sabar. Tetapi 30 menit berlalu dan tidak ada tanda-tanda bahwa listrik akan menyala sehingga sebagian netter merasa tidak sabar dan lebih memilih untuk pulang.


Sedangkan saya masih di dalam warnet dan ingin ikut pulang, tapi saya tidak bisa karena di luar hujan masih deras dan saya hanya membawa motor tanpa jas hujan.


Begitu juga dengan dua gadis yang ada di depan saya, mereka sudah membayar uang sewa dan tidak bisa pulang karena hujan masih deras.


Mereka hanya bisa duduk di sofa yang disediakan oleh pihak warnet (sofa yang digunakan untuk netter apabila warnet sudah penuh dan netter bersedia menunggu), wajah mereka tampak gelisah terlihat samar-samar akibat emergency light yang terlampau kecil, mungkin karena sudah malam dan takut tidak bisa pulang.


Melihat kejadian itu saya tidak tega juga, apalagi hawa menjadi dingin akibat angin yang masuk dari lubang angin di atas pintu. Saya pun mendekati mereka dan ikut duduk di sofa.


Ternyata mereka berdua enak juga diajak ngobrol, dari situ saya mengetahui nama mereka berdua adalah, Susi (baju putih) dan Reni (baju biru) dan ukuran dada mereka berdua ku perkirakan sebesar 34B.


Lagi enak-enaknya ngobrol kami dikejutkan oleh seorang cewek yang masuk ke dalam sambil tergesa-gesa. Dari para penjaga yang saya kenal, cewek tadi adalah pemilik warnet.


Saya agak terkejut karena pemilik warnet ini ternyata masih muda sekitar 25 tahun, cantik, seksi dan berdada besar 36C.


Cewek tadi menyuruh penjaga warnet pulang karena listrik tidak akan nyala sampai besok pagi.


Setelah penjaga warnet pulang, cewek tadi lalu menghampiri kami bertiga.


“Dik, Adik bertiga di sini dulu aja, kan di luar masih hujan, sekalian nemenin Mbak ya. Oh ya, perkenalkan nama saya Tina....” sahutnya.


Setelah dia mempetkenalkan nama dan saling bersalaman drngan kami, kemudian dia berjalan ke depan dan menurunkan rolling door. Lalu dengan cepat saya menghampiri Tina.


“Saya bantu Mbak...” kataku.

“Oh, nggak usah repot-repot...” jawabnya.


Tapi aku tetap membantunya, kan sudah di beri tempat berteduh. Setelah selesai aku menyisakan satu pintu kecil agar kalau hujan reda aku bisa lihat.


“Ditutup saja Dik, dingin di sini..” kata Tina, dan aku menutup pintu itu.


Entah setan mana yang lewat di depanku, otak ini langsung berpikir apa yang akan terjadi jika ada tiga cewek dan satu pria dalam sebuah ruangan yang tertutup tanpa ada orang lain yang dapat melihat apa yang sedang terjadi di dalam.


Baca Juga : Diperkosa Oleh Temanku


Aku kembali duduk di sofa sambil berbincang dengan mereka bertiga, jadi sekarang ada empat orang yang tidak tahu akan berbuat apa dalam keremangan selain berbicara.


“Sebentar ya Dik, saya ke atas dulu, ganti baju...” kata Tina.


Aku bertanya dengan nada menyelidik.


“Mbak tinggal di sini ya...?”

“Iya, eh kalian di atas aja yuk supaya lebih santai, lagian baterai lampu sudah mau habis...” katanya.


Kami bertiga mengikuti Mbak Tina ke atas. Warnet itu terdapat di sebuah ruko berlantai tiga, lantai satu dipakai untuk warnet, lantai dua dipakai untuk gudang dan tempat istirahat penjaga, lantai tiga inilah rumah Tina.


Kami berempat menaiki tangga ke lantai tiga, dan disitu terdapat sebuah pintu. Lalu pintu itu dibuka, setelah masuk kami tidak merasa berada di sebuah ruko tapi di rumah mewah yang besar.


Kami disuruh duduk di ruang tamu. Tina bilang dia akan mandi dan dia menyalakan sebuah notebook agar kami bertiga tidak bosan menunggu dia mandi.


Ternyata notebook itu tidak memiliki game yang bisa membuat kami senang. Tapi aku sempat melihat shortcut bertuliskan 17 Tahun (ketika itu tulisannya 17tahun.zip).


Aku menduga ini adalah permainan, ketika kubuka ternyata isinya adalah cerita yang membuat kontolku berdiri.


Susi dan Reni pun agak malu melihat cerita-cerita itu. Tapi yang membuat aku tidak tahan adalah mereka tidak memperbolehkan aku menutup program itu dan mereka tetap membaca cerita itu sampai habis.


Aku pun hanya bisa terbengong melihat mereka berada di kiri dan kananku.


Setelah selesai membaca, Susi merapatkan duduknya dan aku bisa merasakan benda kenyal menempel di lengan kananku. Reni pun mulai menggosokkan telapak tangannya ke paha kiriku.


Sambil mereka melihat cerita yang lain, aku merasakan sesak di dalam celanaku.


Aku sudah tidak bisa konsentrasi pada cerita itu, mereka semakin menjadi-jadi, bahkan Susi membuka kaosnya dengan alasan merasa panas, sedangkan Reni membuka kaosnya dengan alasan kaosnya basah dan takut masuk angin.


Aku merasa panas juga melihat tubuh mereka, sambil membetulkan posisi kontolku, aku mengatakan kalau hawanya memang panas dan aku langsung membuka baju juga.


Kini tangan mereka berdua dirangkulkan di tengkukku, aku semakin panas karena lenganku merasa ada dua benda kenyal yang menghimpit tubuhku dari kiri dan kanan.


Akhirnya jebol juga iman ini, aku menaruh notebook itu di meja di depanku dan aku menciumi Susi dengan nafsu yang sudah memuncak, Susi pun tak mau kalah sama seranganku, dia membalas dengan liar.


Sedangkan Reni sibuk menciumi dan menjilati dadaku. Tangan kiriku kulingkarkan pada Reni dan mulai meremas buah dada yang masih tertutup BH itu, sedangkan tangan kananku kulingkarkan di tubuh Susi dan memasukkan tanganku ke dalam BH dan meremas buah dadanya.


Reni mulai membuka celanaku dan menghisap penis yang sudah tegang ini.


“Ouhh.. mmhh.. yahh...”


Aku mulai menikmati jilatan Reni pada kepala penisku. Susi pun jongkok di depanku dan menjilat buah kontolku. Aku hanya bisa pasrah melihat dan menikmati permainan mereka berdua.


Tiba-Tiba Rina keluar dari kamar dengan hanya selembar handuk yang menutupi tubuhnya, dia menarik meja di depanku supaya ada cukup tempat untuk bermain.


Tina berlutut sambil membuka celana Susi. Setelah celana Susi lepas, dia mulai menghisap vagina Susi.


“Ooohh.. Ssshh.. ahh..” Susi mendesah.


Tak lama kemudian Susi membalikkan tubuhnya dan sekarang posisi Tina dan Susi menjadi 69.


Aku pun sudah tak tahan lagi, segera kuangkat Reni dan membaringkannya di lantai dan membuka celananya. Setelah terbuka aku langsung menghisap vagina yang sudah merah itu.


“Auuhh.. Ooohh.. Sayang..” desahan Reni semakin membuatku bernafsu.


Dengan segera aku mengarahkan penisku ke vagina Reni, dan mulai menusukkan secara perlahan.


Bleesss.....


Reni merasa kesakitan dan mendorong dadaku, aku menghentikan penisku yang baru masuk kepalanya itu. Selang agak lama Reni mulai menarik pinggangku agar memasukkan penis ke vaginanya lebih dalam, setelah masuk semua aku menarik perlahan-lahan dan memasukkannya kembali secara perlahan-lahan.


“Ahh.. ayo Sayang.. ohh.. cepat..”


Aku pun mulai mempercepat gerakanku. Dari sisi lain terlihat Susi dan Tina saling menggesek-gesekkan vagina mereka.


“Auuhh.. oouuhh.. iyahh.. yahh.. sshh.. hh..” desahan Reni berubah menjadi teriakan histeris penuh nafsu.


Tak lama kemudian Reni telah mencapai orgasme.


"Aaahhhhhh......' desah Reni.


Tapi aku terus menusukkan penisku ke arah vagina Reni.


“Gantian donk, aku juga pingin nih..” kata Susi sambil menciumi bibir Reni.


Aku pun menarik penisku dari vagina Reni dan mengarahkan kontolku ke vagina Susi setelah dia telentang.


Bleesssss....


Ketika penisku masuk, vaginanya terasa licin sekali dan mudah sekali untuk masuk, rupanya dia telah mengalami orgasme bersama Tina akibat bergumul dalam posisi 69 dan saling adu gesek memek.


Tampaklah Reni dan Tina tertidur di lantai sambil berpelukan. Sedangkan aku terus menggenjot tubuh Susi sampai akhirnya Susi sudah mencapai puncak dan aku merasakan sesuatu yang membasahi kontolku.


“Aaaahhhhh..” suara yang keluar dari mulut Susi.


Baca Juga : Menikmati Tubuh Montok Tetanggaku


Karena masih kuat, segera aku tarik Tina dan aku suruh dia untuk tidur menyamping. Lalu dari arah samping tubuhnya aku mulai memasukkan kontolku ke memeknya.


Bleeesss....


Aku mulai memaju mundurkan kontolku di memeknya, Tina mendesah dengan keenakan.


"Aaahhhh.... Aahhhhh....."


Setelah sekitar 10 menit kami dalam posisi itu, tiba-tiba aku merasakan ingin orgasme. Aku segera mempercepat gerakannku, dan saat itu juga....


Croooottt... Crooott.... Crooottt....


Aku menumpahkan spermaku didalam memeknya Tina, dan secara bersamaan Tina juga telah orgasme.


"Aaahhhh.... Aaahhhh...." desah panjang kami berdua.


Akhirnya kami berempat mandi bersama dan melakukan itu lagi dikamar mandi. Setelah kecapaian, kami berempat tertidur satu ranjang saling berpelukan.


Pagi telah menjelang dan kami semua sudah terbangun dan lalu kami bertiga pamit kepada Tina untuk pulang.


Setelah kejadian itu aku tidak pernah bertemu dengan Susu dan Reni. Tina sekarang sudah menikah dan tetap tinggal di ruko itu.


Sedangkan aku masih sibuk dengan urusan kerja dan tidak pernah ke warnet itu lagi karena sudah ada sambungan internet di rumahku.



Terima kasih sudah menyempatkan diri untuk berkunjung di Blog saya, sampai bertemu di cerita dewasa berikutnya.


Kunjungi Juga :
=> AZG27 DREAMS | Kumpulan Artikel
=> Berita Paling Eksis | Klik Aja Disini
=> Kumpulan Berita & Video Sepak Bola | Cek Aja Disini
=> Bagi Yang Suka Sama Cerita Horor | Yuk Cek Kumpulan Ceritanya Disini
=> Buat Yang Suka Berimajinasi | Kunjungi Aja Kumpulan Cerita Dewasa
=> Kumpulan Cerita Kisah Cinta | Yuk Lihat Disini
=> Kumpulan Video-Video Menarik | Disini Tempatnya
=> Para Penggemar Iwan Fals | Yuk Cek Disini
=> Video Yang Hot Hot | Disini Tempatnya



=> Akun Medsos Saya <=
Facebook
Instagram

Comments

Populer

Cerita Dewasa - Kenikmatan Yang Kudapat Dari Tukang Kebunku

Nikmatnya Memerawani Perempuan Yang Masih SD

Dinikmatinya Tubuhku Tiada Henti Oleh Kacungku

Puasnya Menikmati Tubuh Anak SMP Yang Masih Perawan Dan Tetanggaku Yang Montok

Aku Kecanduan Seks Dengan Adik Kandungku Sendiri

Aku Tergoda Dengan Dua Gadis SMA (18+)

Tubuhku Dinikmati Oleh Tukang Kebunku Sendiri

Tante Rina Memintaku Untuk Memijat Payudaranya

Aku Diperkosa Oleh Empat Orang Perampok

Aku Bercinta Dengan Wanita Montok Bernama Dewi